Rabu, 29 Oktober 2014


Tujuh Macam Indikator Kebahagiaan Dunia


Ibnu Abbas ra. adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang sangat telaten dalam menjaga dan melayani Rasulullah SAW, dimana ia pernah secara khusus didoakan Rasulullah SAW, selain itu pada usia 9 tahun Ibnu Abbas telah hafal Al-Quran dan telah menjadi imam di mesjid. Suatu hari ia ditanya oleh para Tabi'in (generasi sesudah wafatnya Rasulullah SAW) mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dunia. Jawab Ibnu Abbas ada 7 (tujuh) indikator kebahagiaan dunia, yaitu :

Pertama, Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur.

Memiliki jiwa syukur berarti selalu menerima apa adanya (qona’ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. Seorang yang pandai bersyukur sangatlah cerdas memahami sifat-sifat Allah SWT, sehingga apapun yang diberikan Allah ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah. Bila sedang kesulitan maka ia segera ingat sabda Rasulullah SAW yaitu : "Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita". Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya, kemudian Allah pun akan mengujinya dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Bila ia tetap “bandel” dengan terus bersyukur maka Allah akan mengujinya lagi dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Maka berbahagialah orang yang pandai bersyukur!

Kedua. Al azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang sholeh.

Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sholeh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepada kesholehan. Berbahagialah menjadi seorang istri bila memiliki suami yang sholeh, yang pasti akan bekerja keras untuk mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. Demikian pula seorang istri yang sholeh, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suaminya, walau seberapa buruknya kelakuan suaminya. Maka berbahagialah menjadi seorang suami yang memiliki seorang istri yang sholeh.

Ketiga, al auladun abrar, yaitu anak yang soleh.

Saat Rasulullah SAW lagi thawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya kepada anak muda itu : "Kenapa pundakmu itu ?" Jawab anak muda itu : "Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu menggendongnya". Lalu anak muda itu bertanya: " Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua ?" Nabi SAW sambil memeluk
anak muda itu dan mengatakan: "Sungguh Allah ridho kepadamu, kamu anak yang soleh, anak yang
berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu". Dari hadist tersebut
kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan
kebaikan orang tua kita, namun minimal kita bisa memulainya dengan menjadi anak yang soleh,
dimana doa anak yang sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah. Berbahagialah kita bila
memiliki anak yang sholeh.

Keempat, albiatu sholihah, yaitu lingkungan yang kondusif untuk iman kita.

Yang dimaksud dengan lingkungan yang kondusif ialah, kita boleh mengenal siapapun tetapi
untuk menjadikannya sebagai sahabat karib kita, haruslah orang-orang yang mempunyai nilai tambah
terhadap keimanan kita. Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul
dengan orang-orang yang sholeh. Orang-orang yang sholeh akan selalu mengajak kepada kebaikan
dan mengingatkan kita bila kita berbuat salah. Orang-orang sholeh adalah orang-orang yang bahagia
karena nikmat iman dan nikmat Islam yang selalu terpancar pada cahaya wajahnya. Insya Allah
cahaya tersebut akan ikut menyinari orang-orang yang ada disekitarnya. Berbahagialah orang-orang
yang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang sholeh.

Kelima, al malul halal, atau harta yang halal.

Paradigma dalam Islam mengenai harta bukanlah banyaknya harta tetapi halalnya. Ini tidak
berarti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya. Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sadaqoh,
Rasulullah SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. "Kamu
berdoa sudah bagus", kata Nabi SAW, "Namun sayang makanan, minuman dan pakaian dan tempat
tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya dikabulkan”. Berbahagialah menjadi orang yang
hartanya halal karena doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal juga akan menjauhkan
setan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci dan kokoh, sehingga memberi ketenangan
dalam hidupnya. Maka berbahagialah orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan
hartanya.

Keenam, Tafakuh fi dien, atau semangat untuk memahami agama.

Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu agama Islam.
Semakin ia belajar, maka semakin ia terangsang untuk belajar lebih jauh lagi ilmu mengenai sifat-sifat
Allah dan ciptaan-Nya. Allah menjanjikan nikmat bagi umat-Nya yang menuntut ilmu, semakin ia belajar
semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta inilah
yang akan memberi cahaya bagi hatinya. Semangat memahami agama akan meng ”hidup” kan
hatinya, hati yang “hidup” adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat iman. Maka
berbahagialah orang yang penuh semangat memahami ilmu agama Islam.

Ketujuh, yaitu umur yang baroqah.

Umur yang baroqah itu artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi dengan banyak bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, iapun cenderung kecewa dengan ketuaannya (post-power syndrome). Disamping itu pikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya, maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat rasakan, hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya. Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Sang Penciptanya. Hari tuanya diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih. Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan Allah. Inilah semangat “hidup” orang-orang yang baroqah umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang umurnya baroqah.

Demikianlah pesan-pesan dari Ibnu Abbas ra. mengenai 7 indikator kebahagiaan dunia.
Bagaimana caranya agar kita dikaruniakan Allah ke tujuh buah indikator kebahagiaan dunia tersebut ? Selain usaha keras kita untuk memperbaiki diri, maka mohonlah kepada Allah SWT dengan sesering dan se-khusyu’ mungkin membaca doa ‘sapu jagat’ , yaitu doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah SAW. Dimana baris pertama doa tersebut “Rabbanaa aatina fid dun-yaa hasanaw” (yang artinya “Ya Allah karuniakanlah aku kebahagiaan dunia ”), mempunyai makna bahwa kita sedang meminta kepada Allah ke tujuh indikator kebahagiaan dunia yang disebutkan Ibnu Abbas ra, yaitu hati yang selalu syukur, pasangan hidup yang soleh, anak yang soleh, teman-teman atau lingkungan yang soleh, harta yang halal, semangat untuk memahami ajaran agama, dan umur yang baroqah.

Walaupun kita akui sulit mendapatkan ketujuh hal itu ada di dalam genggaman kita, setidak-tidaknya kalau kita mendapat sebagian saja sudah patut kita syukuri.
Sedangkan mengenai kelanjutan doa sapu jagat tersebut yaitu “wa fil aakhirati hasanaw” (yang artinya “dan juga kebahagiaan akhirat”), untuk memperolehnya hanyalah dengan rahmat Allah. Kebahagiaan akhirat itu bukan surga tetapi rahmat Allah, kasih sayang Allah. Surga itu hanyalah sebagian kecil dari rahmat Allah, kita masuk surga bukan karena amal soleh kita, tetapi karena rahmat Allah.
Amal soleh yang kita lakukan sepanjang hidup kita (walau setiap hari puasa dan sholat malam) tidaklah cukup untuk mendapatkan tiket masuk surga. Amal soleh sesempurna apapun yang kita lakukan seumur hidup kita tidaklah sebanding dengan nikmat surga yang dijanjikan Allah.
Kata Nabi SAW, “Amal soleh yang kalian lakukan tidak bisa memasukkan kalian ke surga”. Lalu para sahabat bertanya: “Bagaimana dengan Engkau ya Rasulullah ?”. Jawab Rasulullah SAW : “Amal soleh saya pun juga tidak cukup”. Lalu para sahabat kembali bertanya : “Kalau begitu dengan apa kita
masuk surga?”. Nabi SAW kembali menjawab : “Kita dapat masuk surga hanya karena rahmat dan kebaikan Allah semata”.
Jadi sholat kita, puasa kita, taqarub kita kepada Allah sebenarnya bukan untuk surga tetapi untuk mendapatkan rahmat Allah. Dengan rahmat Allah itulah kita mendapatkan surga Allah (Insya Allah, Amiin).

Pengantar Doa Mustajab


Dalam suatu riwayat dari Ibnu Abi Hatim disebutkan bahwa Jibril pernah berkata kepada Nabi saw,: “Tidakkah aku diutus kepada seseorang yang lebih aku cintai daripada ketika aku diutus kepadamu. Maukah aku ajarkan kepadamu (kalimat pembuka) doa yang aku simpan khusus untukmu, yang belum pernah aku ajarkan kepada seorang pun sebelummu, yang dapat engkau baca sewaktu berdoa dengan harap-harap cemas? Yaitu bacalah:


ورُ السَّ مَ وَ اتِ وَ الا رَْ ضِ وَ يَاق يَُّومَ السَّ مَ وَ اتِ وَ الا رَْ ضِ وَ يَاصَ مَ دَ ◌ُ يَانُمَ وَ اتِ وَ الا رَْ ضِ وَ يَا جَ مَ الَ السَّ مَ وَ اتِ ◌َ السَّ مَ وَ اتِ وَ الا رَْ ضِ وَ يَازَ ينَ السَّوَ الا رَْ ضِ وَ يَاذَ اا لجَ لا لِ وَ الاِ كْ رَ امِ وَ يَاغَ وْ ثَ ا لمُ سْ تًغِ ي ثِ ينَ وَ مُ ن تَه ى رَ غْ بَةِرِّ جَ ا لغَ مِّ عَ نِ ا لمَ غْ مُ وْ مِ ينَ ◌َ ا لعَ ا بدِ ينَ وَ مُ نَف سِ ا لكَ رْ بِ عَ نِ ا لمَ كْ رُ وْبِ ينَ وَ مُ فَوَ صَ رِ يخَ ا لمُ سْ تَصْ رِ خِ ينَ وَ مُ جِ يبَ سُ ؤَ الِ العَ ا بدِِ ينَ


“Wahai Dzat yang menerangi langit dan bumi, Wahai Dzat yang mengurus langit dan bumi, Wahai Dzat yang menahan langit da bumi, Wahai Dzat yang menghiasi langit dan bumi, Wahai Dzat yang memperindah langit dan bumi, Wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan, Wahai Dzat yang menjadi tempat memohon pertolongan bagi mereka yang memohonnya, Wahai Dzat yang menjadi puncak harapan para ahli ibadah, Wahai Dzat yang melepaskan beragam kesulitan dari mereka yang dilandanya, Wahai Dzat yang menghilangkan kecemasan dari mereka yang ditimpanya, Wahai Dzat yang memberi pertolongan kepada mereka yang memohonnya, dan Wahai Dzat yang mengabulkan permohonan para hamba-Nya….”
Selanjutnya, silahkan engkau berdoa kepada Allah dengan doa yang menyangkut urusan dunia dan akhirat”

Keutamaan Bertaubat Kepada Allah


Tentang dorongan dan anjuran untuk bertobat, Al Qur'an berbicara:
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." (QS. Al Baqarah: 222).
Maka derajat apa yang lebih tinggi dari pada mendapatkan kasih sayang Rabb semesta alam.
Dalam menceritakan tentang ibadurrahman yang Allah SWT berikan kemuliaan dengan menisbahkan mereka kepada-Nya, serta menjanjikan bagi mereka surga, di dalamnya mereka mendapatkan ucapan selamat dan mereka kekal di sana, serta mendapatkan tempat yang baik. Firman Allah SWT:
"Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan)dosa(nya)." (QS. Al Furqaan: 68-70.).

Keutamaan apalagi yang lebih besar dari pada orang yang bertaubat itu mendapatkan ampunan dari Allah SWT , hingga keburukan mereka digantikan dengan kebaikan?
Dan dalam penjelasan tentang keluasan ampunan Allah SWT dan rahmat-Nya bagi orang-orang yang bertaubat. Allah SWT berfirman:
"Katakanlah: "Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar: 53)
Ayat ini membukakan pintu dengan seluas-luasnya bagi seluruh orang yang berdosa dan melakuan kesalahan. Meskipun dosa mereka telah mencapai ujung langit sekalipun. Seperti sabda Rasulullah Saw:
"Jika kalian melakukan kesalahan-kesalahan (dosa) hingga kesalahan kalian itu sampai ke langit, kemudian kalian bertaubat, niscaya Allah SWT akan memberikan taubat kepada kalian." (Hadist diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Abi Hurairah, dan ia menghukumkannya sebagai hadits hasan dalam kitab sahih Jami' Shagir - 5235)

Di antara keutamaan orang-orang yang bertaubat adalah: Allah SWT menugaskan para malaikat muqarrabin untuk beristighfar bagi mereka serta berdo'a kepada Allah SWT agar Allah SWT menyelamatkan mereka dari azab neraka. Serta memasukkan mereka ke dalam surga. Dan menyelamatkan mereka dari keburukan. Mereka memikirkan urusan mereka di dunia, sedangkan para malaikat sibuk dengan mereka di langit. Allah SWT berfirman:
"(Malaikat-malaikat) yang memikul 'arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala, ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka kedalam surga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak -bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari(pembalasan?)kejahatan pada hari itu maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar." (QS.Ghaafir: 7-9).

Terdapat banyak ayat dalam Al Qur'an yang mengabarkan akan diterimanya taubat orang-orang yang melakukan taubat jika taubat mereka tulus, dengan banyak redaksi. Dengan berdalil pada kemurahan karunia Allah SWT, ampunan dan rahmat-Nya, yang tidak merasa sempit dengan perbuatan orang yang melakukan maksiat, meskipun kemaksiatan mereka telah demikian besar.
Seperti dalam firman Allah SWT:
"Tidakkah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hambahambaNya dan menerima zakat, dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang? ." (QS. At-Taubah: 104) "Dan Dialah Yang menerima taubat dari hamba-hambaNya dan memaafkan kesalahankesalahan." (QS. Asy-Syuuraa: 25) Dan dalam menyipati Dzat Allah SWT: "Yang mengampuni dosa dan menerima taubat." (QS. Ghaafir: 3) Terutama orang yang bertaubat dan melakukan perbaikan. Atau dengan kata lain, orang yang bertaubat dan melakukan amal yang saleh. Seperti dalam firman Allah SWT dalam masalah pria dan wanita yang mencuri: "Maka barangsiapa yang bertaubat (di antara pencuri-pencuri itu) sesudah melakukan kejahatan itu, dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya.

Sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Maaidah: 39) "Tuhanmu telah menetapkan atas diriNya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barangsiapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya, dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al An'aam: 54)
"Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat setelah itu, dan memperbaiki ( dirinya) sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nahl: 119) Puja-puji terhadap Allah SWT dengan nama-Nya "at-Tawwab" (Maha Penerima Taubat) terdapat dalam al Quran sebanyak sebelas tempat. Seperti dalam do'a Ibrahim dan Isma'il a.s.:
"Dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkaulah yang Maha penerima taubat lagi Maha Penyayang." (QS. Al Baqarah: 128). Juga seperti dalan sabda Nabi Musa kepada Bani Israil setelah mereka menyembah anak sapi: "Maka bertaubatlah kepada Tuhan Yang menjadikan kamu, dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu, pada sisi Tuhan Yang menjadikan kamu, maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah yang Maha Penerima taubat dan Maha Penyayang ." (QS. Al Baqarah: 54) Allah SWT berfirman kepada Rasul-Nya:
"Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohon ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. An-Nisa: 64)

Miliki Kemerdekaan Mental


“Seperti kain kanvas, apabila dibiarkan ditempat gulungan. Ia tidak bernilai apa-apa, kecuali sekadar kain.enjadi berbeda, manakala kain kanvas diletakkan dalam frame. Lalu, ditorehkan berbagai macam warna yang harmoni. Harga kain kanvas itu dapat melompat menjadi lebih mahal. Tidak hanya ratusan ribu. Tapi, lebih dari itu, yakni ratusan milyar rupiah.”

Syaikh Muhammad Fadhlullāh az-Zamani

Setiap orang dilahirkan ke dunia dengan membawa kreatifitas. Namun kebanyakan manusia membiarkan potensi kreatif tersebut. Sehingga sampai kapan pun. Dia tetap tidak mengalami perubahan yang berkemanfaatan.
Adalah, sebuah resiko. Apabila muncul ide dan gagasan baru selalu diikuti dengan benturan. Anda harus sadar, bahwa dari benturan itulah, Anda akan menjadi manusia matang kepribadiannya.Hidup Anda harus terus-menerus melahirkan banyak ide dan gagasan. Jangan takut dengan yang mengahalangi ide-ide Anda. Sebab, seni dan romantika hidup, apabila seseorang itu mampu melampaui rintangan yang menghadangnya.
Merdekakan mental Anda, dengan memberikan ruang gerak padanya. Guna melihat ke masa depan, dan mengevaluasi masa lalu yang telah dilaluinya. Mental yang merdeka akan dianugerahi Allah swt, mampu membedakan mana yang benar dan yang buruk. Mental yang merdeka, niscaya commitment and consistent (CC) dengan kebenaran. Mental yang merdeka hanya terikat dengan sikap mental Menomor-satukan Allah.
Adapun mental terbudak. Apabila mental itu menyandar kepada banyak kekuatan. Sehingga lahirlah kehendak hawa nafsu yang menjadikan keterbudakan gaya baru. Inilah kehancuran!

Miliki Gaya Berpikir

Setiap manusia ditakdirkan Allah azza wa jalla memiliki gaya berpikir. Secara umum gaya berpikir seorang manusia, meliputi tiga hal: 1).Berpikir Akal Sehat; 2).Berpikir Alam Bawah Sadar; dan 3).Berpikir Akal Budi.
Berpikir Akal Sehat (conscious mind). Anda memberdayakan akal sehat untuk menangkap segala hal yang terlihat, terdengar, dan yang terpikirkan. Lalu, Anda mengambil keputusan. Diikuti atau ditolak. Menerima atau membuangnya. Mengkajinya secara seksama, antara kemanfaatan dan kemadlaratan. Kebanyakan orang menjadikan akal sehatnya sebagai “pedoman” hidup, guna meraih kebahagiaan hidup.
Berpikir Alam Bawah Sadar (subconscious mind). Anda memiliki bank data yang hebat. Yaitu, alam bawah sadar (albasa) Anda. Dia telah mencatat segenap hal yang telah Anda jalani dalam hidup dan kehidupan. Dia hanya menjalankan apa-apa yang Anda perintahkan. Bahkan, albasa Anda terus bertanggung jawab dengan totalitas kehidupan Anda. Termasuk rutinitas aktifitas dan segenap kinerja organ tubuh Anda. Sayang hanya sedikit orang, yang mau menjadikan albasa bagian penting dalam memberdayakan kehidupan seseorang.

Berpikir Akal Budi (super-conscious mind). Anda dengan akal budi yang Anda miliki, akan menjadikan diri Anda mempunyai kemampuan untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah Anda gagaskan. Akal budi Anda adalah sumber dari setiap inspirasi, imajinasi, emosi, intelegensi, kreasi, inovasi, dan aspirasi. Akal budi Anda mampu menggerakkan sekaligus memberdayakan akal sehat dan albasa Anda. Dia-lah yang memiliki kemampuan menggerakkan diri Anda, dalam rangka meraih sasaran-sasaran yang telah Anda tentukan. Akal budi Anda adalah Kecerdasan Rasa yang Anda miliki. Dia-lah Kecerdasan Intuisi yang Anda punyai. Yang akan membimbing Anda menemukan kebenaran hidup. Yaitu, hidup yang: Sehat; Sejahtera; dan Bahagia (SSB).
Apabila ketiga gaya berpikir di atas dipadukan secara seimbang, sesuai dengan fungsi dan sasaran yang hendak dicapai. Anda akan melakukan perubahan Cara Berpikir yang mampu mendorong terjadinya Perubahan Perilaku dan Perubahan mindSET. Yang menjadikan diri Anda berubah lebih cepat, lebih cermat, lebih akurat, dan lebih bermanfaat; insya Allah.

Segera Munculkan Kreativitas

Kebanyakan manusia yang berhasil lagi mampu memberikan nilai kemanfaatan buat orang lain dan lingkungan. Adalah, mereka yang termotivasi dengan: 1).Adanya sasaran-sasaran yang hendak dicapai; 2).Adanya problematika yang pelik; 3).Adanya pertanyaan-pertanyaan yang terfokus; dan 4).Kondisi yang sangat menghimpit, biasanya akal sehat sudah tidak lagi mampu memberikan solusi.
Apabila Anda mampu menyelaraskan gaya berpikir, dengan cara merubah Cara Berpikir dan merubah mindSET. Keempat motivator di atas akan menjadikan diri Anda benar-benar kreatif.
Itulah sebabnya, Anda harus menanamkan niat yang benar. Sehingga Anda akan mendapatkan hasil yang dapat Anda rasakan. Kebanyakan orang tidak pernah bersungguh-sungguh dalam berniat. Yang didapatkan, sekadar asal-asalan, dan akibatnya tidak pernah mencapai titik optimal.
Keempat motivator di atas harus Anda jadikan mesin roket Anda, guna menjadi Manusia Mulia (Human Elyon). Yaitu, seorang manusia yang: Iman; Islam; dan Ihsan (triple i)-nya terus meningkat. Sehingga meraih capaian hidup yang: Sehat; Sejahtera; dan Bahagia (SSB), serta wafatnya khusnul khatimah.

Lawan Diri Sendiri

Kendala seseorang untuk maju, datangnya selalu dari diri sendiri. Inilah faktor terbesar yang menjadikan manusia mengalami banyak kegagalan dalam hidup. Sebaliknya, seseorang yang mampu Melawan Diri Sendiri (MDS). Dia akan meraih kesuksesan hidup. Dia-lah seorang juara sejati. Bagaimana dengan Anda? Sudah mampukah Anda memaksimalkan MDS Anda?
Memaksimalkan MDS sungguh perjuangan yang sangat berat. Tetapi, Anda tidak boleh menyerah. Anda harus segera memiliki mindSET. “Bismillah. Saya mampu Melawan Diri Sendiri. Tolonglah saya. Pasti Engkau menolong saya, ya Allah.”
Apabila Anda telah mampu memaksimalkan MDS. Anda berarti telah memberdayakan segenap intelegensi yang dianugerahkan Allah azza wa jalla kepada Anda. Seperti intelegensi: verbal, matematis, fisik, musikal, visual spesial, interpersonal, intrapersonal, entrepreneurial, intuitif, dan abstrak.
Intelegensi Verbal.Adalah, kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang. Menggunakan bahasa yang baik lagi benar, cermin keberhasilan sebuah komunikasi. Keberhasilan komunikasi seseorang merupakan kesuksesan seseorang dalam hidupnya.
Intelegensi Matematis. Adalah, kemampuan menggunakan angka sebagai alat ukur di kehidupan sehari-hari. Mulai dari penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian.
Intelegensi Fisik. Adalah, kemampuan fisik yang mendukung keberhasilan seseorang, di mana keberhasilan itu dapat dicapai dengan menjadikan fisik sebagai alat ukurnya.
Intelegensi Musikal. Adalah, kemampuan olah rasa dan olah cipta, hingga menghasilkan getaran jiwa yang terejawantahkan keterwakilannya ke dalam ritme dan harmoninya berbagai macam bunyi-bunyian, melalui alat-alat musik.
Intelegensi Visual Spesial. Adalah, kemampuan seseorang dalam membaca ruang, sehingga terciptalah berbagai macam bentuk, bangun, dan pola.
Intelegensi Interpersonal. Adalah, kemampuan seseorang di dalam berkomunikasi, bernegosiasi, memberikan pengaruh, dan mengajak orang lain. Yang didukung dengan beberapa karakter, seperti memiliki kepekaan yang sangat tinggi atas: pemikiran-pemikiran, perasaan, motivasi, dan kehendak-kehendak yang kuat yang dimiliki oleh orang lain.
Intelegensi Intrapersonal. Adalah, kemampuan seseorang di dalam menyadari keberadaan dirinya. Yang mana diawali dengan proses pencerahan, seperti memiliki: kesadaran diri (self-awareness); pemahaman diri (self-understanding); dan penerimaan diri (self-acceptance). Inilah kemampuan tahu diri seseorang yang akan menjadikannya berhasil dalam kehidupan sosial.
Intelegensi Entrepreneurial. Adalah, kemampuan seseorang di dalam membaca peluang pasar. Kecerdasan ini akan mendorong setiap manusia yang mempunyainya, terus melakukan terobosan, yang sekaligus menjawab setiap tantangan dan perubahan yang terjadi di dalam pasar (bisnis).
Intelegensi Intuitif. Adalah, kemampuan seseorang guna merasakan kebenaran atau keburukan dalam sebuah keadaan, untuk menilai orang lain dengan cepat lagi akurat, selalu mendapatkan ide-ide baru di luar akal sehat, menciptakan pandangan-pandangan baru yang bermanfaat. Semua itu diperoleh karena latihan-latihan yang disiplin dan terus-menerus. Inilah Kecerdasan Rasa yang terlatih karena selalu mau mendengarkan kata hatinya.

Intelegensi Abstrak. Adalah, kemampuan seseorang di dalam menerjemahkan ide atau gagasan yang datangnya tiba-tiba. Sifat kecerdasan ini konseptual. Di mana mampu mensintesakan setiap yang dilihat, didengar, dirasakan, dan yang terlintas dalam alam bawah sadar (albasa)-nya.
Intelegensi Holistik. Adalah, kemampuan seseorang dalam melahirkan keadaan fitrahnya, yang didukung oleh wahyu, sehingga termotivasi untuk menjadi manusia yang utuh; lahir maupun batin, fisik atau pun psikis, personal atau sosial. Kecerdasan ini selalu mendorong manusia untuk menyadari, bahwa manusia itu makhluk berke-Tuhan-an.
Bagaimana dengan Anda? Anda termasuk orang yang memiliki intelegensi yang mana, dari berbagai macam intelegensi di atas. Apabila Anda sudah memiliki sebagian dari yang disebutkan di atas, segera maksimalkan.
Sebaliknya, intelegensi yang belum Anda kembangkan, segera berdayakan. Anda dilahirkan ke dunia disertai dengan berbagai macam kemampuan (kecerdasan). Boleh jadi kecerdasan manusia tidak hanya seperti paparan di atas. Bentuk dan ragamnya boleh jadi lebih banyak lagi; wa-llāhu a’lam.

Cara Belajar

Prinsipnya Anda harus CC (commitment and consistent) dengan BDM (Belajar-Diajar-Mengajar). Segera milikilah gaya belajar yang Anda sukai. Tapi, secara prinsip setiap manusia belajar dengan cara: Visual, Auditory, dan Kinestesis (VAK).
Visual. Cara belajar dengan lebih banyak memfungsikan indera penglihatan. Kaum visualis lebih menajamkan kemampuan idera penglihatan, guna mendapatkan informasi, ilmu, dan data. Tuntutan kaum visualis, segala sesutu itu harus dapat ditangkap oleh indera penglihatan. Jumlah kaum visualis sekitar 50% dari jumlah penduduk.
Auditory. Cara belajar dengan lebih banyak memfungsikan indera pendengaran. Kaum auditoris lebih memfokuskan kemampuan idera pendengaran, guna memperoleh informasi, ilmu, dan data. Tuntutan kaum auditoris, segala sesuatu itu harus dapat
ditangkap oleh indera pendengaran. Jumlah kaum auditoris sekitar 40% dari jumlah penduduk.
Kinestesis. Cara belajar dengan banyak melakukan sentuhan langsung atau mengerjakan secara langsung. Kaum kinestesis lebih banyak memberdayakan skill dan kemampuan praktek, dalam rangka mendapatkan informasi dan pengetahuan. Sehingga dia memperoleh ilmu dan data, guna meningkatkan skill dan kemampuannya. Tuntutan kaum kinestesis, segala sesuatu itu harus dapat diraba, dipegang, dan dipraktekkan. Jumlah kaum kinestesis tidak begitu banyak dalam sebuah populasi.

Profetis. Cara belajar dengan banyak melakukan penggalian dan pendalaman atas wahyu Allah azza wa jalla. Dengan jalan memberdaya-gunakan kemampuan visual, verbal (auditory), dan intuisi. Fokus belajarnya lebih banyak pada perenungan dan mujahadah (latihan olah jiwa dan olah rasa). Tuntutan kaum profetis, segala sesuatu itu harus ditafakuri, ditadaburi, dan dirasakan. Sehingga pasca belajar seseorang dapat lebih asketis, guna menjaga kemurnian jiwa dan kesucian batin. Jumlah kaum profetis sangat sedikit dari jumlah populasi yang ada. Biasanya kaum profetis ini adalah para guru Islam yang shalih, pelaku asketis Islam, dan pesuluk tazkiah. Atau, yang lazim dikenal sebagai kaum mutashawwifin.
mindSTORMING
Biasakan Anda menulis ide-ide Anda. Sekaligus Anda memberikan jawaban-jawaban. Latih diri Anda menjawab dengan yang tidak lazim dalam kehidupan sosial. Karena biasanya orang lain banyak yang meremehkannya. Sifat mindSTROMING privasi. Contoh, bagaimana untuk menyapu halaman rumah yang luas? Bisa Anda jawab dengan menggunakan kipas angin –mungkin pakai helikopter. Atau, malah Anda jumput satu per satu sambil dzikrullah setiap menjumput sampah.
Lakukan dan nikmati! Niscaya Anda akan memiliki banyak ide-ide segar yang bemanfaat, yang sebelumnya tidak pernah dipikirkan oleh orang lain di mana pun.
brainSTROMING
Biasakan Anda melakukan brainSTORMING.

Langkahnya:
1).Buat kelompok--5-7 orang;
2).Buat ide sebanyak-banyaknya, dan berusaha ide itu tidak mendapatkan kritikan, cemoohan, dan ledekan;
3).Miliki quantumTIMING antara 20-45 menit, guna memahamkan ide-ide tersebut kepada teman-teman Anda; 4).Dorong semua anggota untuk mengeluarkan idenya masing-masing, dan bertanggung jawab dengan ide yang digagasnya; 5).Buat catatan-catatan yang rapi, urut, dan jelas dari setiap ide yang muncul, baik dari Anda sendiri maupun dari kolega Anda; dan 6).quantumTIMING harus dijalankan, lalu evaluasi ide-ide yang telah mengalami curah gagasan (CG).
Hasilnya sungguh luar biasa. Anda akan terbiasa memiliki ide dalam kondisi yang bagaimana pun, kapan pun, dan di mana pun. Buktikan!

Jadilah Orang Yang Hidup

Apabila Anda hendak menunjukkan bahwa Anda masih hidup. Berpikirlah! Merdekakan mental Anda. Guna menjadi yang terbaik dalam kehidupan Anda. Orang mati, adalah orang yang tidak berpikir. Dari pikiran Anda. Anda akan mampu melahirkan banyak ide dan gagasan. Semakin banyak melakukan latihan mengeluarkan ide dan gagasan. Pikiran Anda akan terus-menerus terlatih untuk menjadi yang terbaik.
Ada dua yang belum Anda lakukan dalam hidup ini. Sehingga Anda masih terkungkung dengan Cara Berpikir yang salah. Itulah sebabnya, alfaqir mendorong Anda untuk keluar dari kukungan Cara Berpikir yang salah tersebut. Hingga akhirnya Anda menjadi seorang yang brilian dan jenius. Karena telah mampu memberdayakan kekuatan pikiran (brainPOWER), menjadi sebuah kultur berpikir. Dengan demikian, Anda akan memiliki kedisiplinan berpikir dan keindahan berpikir.
Dua hal yang belum Anda lakukan itu, adalah: Pertama. Mau menerima kenyataan, bahwa sebenarnya Anda terlahir ke dunia ini sebagai orang yang cerdas, brilian, dan jenius. Sudah barangtentu cerdas menurut cara Anda sendiri. Brilian menurut cara Anda sendiri. Dan, jenius menurut cara Anda sendiri. Anda tidak usah memusingkan dengan penilaian-penilaian dan banyaknya ukuran-ukuran. Tapi, segera lakukan menilai diri Anda sendiri, sehingga segera melakukan Perubahan Perilaku. Di samping segera menetapkan ukuran buat Anda sendiri. Sehingga Anda benar-benar berkemampuan dan memiliki kehandalan. Karena Anda yang hendak melakukan Perubahan Perilaku. Pilihlah cara yang paling Anda sukai. Sehingga Anda benar-benar merdeka mentalnya dari banyak ketergantungan.
Dan, yang Kedua. Anda belum mempraktekkan apa-apa yang telah alfaqir paparan dalam tulisan ini. Kuncinya, Anda harus banyak melakukan latihan-latihan dari apa-apa yang telah terpaparkan dalam tulis ini. Apabila Anda mau titen-tlaten-open (TTO), niscaya Anda panen (berhasil).
Jadilah, Anda orang yang hidup di dunia sebagai orang yang berhasil. Jangan menjadi orang yang bangkrut!

Latihlah Diri Anda!

1. Buatlah deretan pertanyaan, guna memfokuskan sasaran-sasaran yang hendak Anda tuju. Lalu, buatlah masing-masing pertanyaan itu dengan memberikan jawaban lebih dari 10 jawaban.
2. Buatlah daftar masalah yang seringkali menjadi halangan dalam merealisasikan gagasan-gagasan Anda. Kemudian, jawablah dengan solusi yang sederhana dan dapat dikerjakan langsung.
3. Fokuskan pada sasaran yang ditetapkan sebagai skala prioritas. Lalu, pertanyakan, “Mengapa sampai detik ini belum tercapai?”
4. Pertajam kemampuan intelegensi-intelejensi Anda. Dan, rasakan intelejensi mana yang paling dominan. Serta, intelejensi mana yang menjadi daya dukungnya. Yang menjadikan Anda berbeda dengan orang lain.
5. Di bidang apa Anda pernah berprestasi?
6. Pada kegiatan apa, sehingga Anda merasakan benar-benar be happy dan Anda benar-benar terlibat secara integral.
Tentukan jadwal kegiatan, dan fokuskan waktu pada kegiatan yang menjadikan Anda benar-benar merasa be & happy dan terlibat secara integral.

Jagalah 7 Sunah Rasulullah SAW



Cerdasnya orang yang beriman adalah, dia yang mampu mengelolah hidupnya yg sesaat, yg sebentar untuk hidup yg panjang, hidup bukan untuk hidup, tetapi hidup untuk Yang Maha Hidup. Hidup bukan untuk mati, tapi mati itulah untuk hidup.


Kita jangan takut mati, jangan mencari mati, jangan lupakan mati,tapi (rindukan?) Mati. Karena mati adalah pintu berjumpa dgn ALLAH SWT. Mati bukanlah cerita dalam akhir hidup,tapi mati adalah awal cerita sebenarnya, maka sambutlah kematian dengan penuh ketaqwaan..

Hendaknya kita selalu menjaga 7 sunnah Nabi setiap hari. Ketujuh sunnah Nabi SAW itu adalah :

Sahabatku mari kita amalkan mulai hari ini :

1. TAHAJJUD,karena kemuliaan seorang mukmin terletak pada tahajjudnya..

2. Membaca Al-Qur'an sebelum terbit matahari Alangkah baiknya sebelum mata melihat dunia, sebaiknya membaca Al-Qur'an terlebih dahulu dgn penuh pemahaman..

3. Jangan tinggalkan masjid terutama di waktu subuh. Sebelum melangkah kemana pun langkahkan kaki ke masjid, karena masjid merupakan pusat keberkahan, bukan karena panggilan muadzin, tetapi panggilan ALLAH yg mencari orang yg beriman untuk memakmurkan masjid ALLAH..

4. Jaga Shalat Dhuha, karena kunci rezeki terletak pada Shalat Dhuha..

5. Jaga sedekah setiap hari,ALLAH menyukai orang yg suka bersedekah, dan malaikat ALLAH selalu mendo'akan kepada orang yg bersedekah setiap hari..

6. Jaga wudhu terus menerus karena ALLAH menyayangi hamba yang berwudhu kata :
Khalifah Ali bin Abu Thalib,
" Orang yg berwudhu senantiasa ia akan merasa selalu shalat walau ia sedang tidak shalat, dan dijaga oleh malaikat dgn dua do'a :
"Ampuni dosa dan sayangi dia YA ALLAH"

7. Amalan istighfar setiap saat. Dgn beristighfar masalah yg terjadi karena dosa kita akan dijauhkan oleh ALLAH..

Dzikir adalah bukti syukur kita kepada ALLAH.
Bila kita kurang bersyukur, maka kita kurang berdzikir pula, oleh karena itu setiap waktu harus selalu ada penghayatan dalam melaksanakan ibadah ritual dan ibadah ajaran Islam lainnya..

Dzikir juga merupakan makanan rohani yg paling bergizi, dan dgn dzikir berbagai kejahatan dapat di tangkal sehingga jauhlah umat manusia dari sifat-sifat yg berpangkal pada materialisme dan hedonisme..


Senin, 27 Oktober 2014


Adab Berdzikir Yang Baik


Hakikat zikir adalah kehadiran hati, oleh karena itu Orang yang berzikir harus berusaha keras untuk merealisasikannya, memikirkan makna zikir yang dibacanya dan memahami maknanya.
Zikir itu dapat dilakukan dengan hati dan dengan lisan, tetapi yang lebih utama adalah bila dilakukan dengan hati dan lisan secara bersamaan. Jika hanya dilakukan dengan salah satunya, maka yang lebih utama adalah yang dilakukan dengan hati. Sebaiknya zikir dengan lisan dan hati jangan ditinggalkan hanya karena khawatir disangka riya (pamer), bahkan seseorang dianjurkan zikir dengan keduanya dan membulatkan niatnya hanya karena Allah SWT. Al Fudhail mengatakan, "Meninggalkan amal karena manusia disebut riya', dan amal karena manusia disebut syirik, sedang ikhlas adalah bila Allah menyelamatkan dirimu dari keduanya."

Orang yang melakukan zikir dianjurkan dalam keadaan paling sempurna. Jika ia sambil duduk di suatu tempat, hendaklah menghadapkan dirinya ke arah kiblat, dan duduk dengan sikap yang penuh rasa khusuk, merendahkan diri, tenang, anggun, dan menundukkan kepala. Jikalau ia melakukam zikir bukan dengan cara tersebut, diperbolehkan. Tidak makruh jika hal tersebut dilakukan karena uzur, tetapi jika tanpa uzur, berarti dia telah meninggalkan hal yang paling utama.
Tempat yang digunakan untuk berzikir hendaknya sepi dan bersih. Sesungguhnya hal tersebut lebih utama dalam menghormati zikir dan yang dizikiri. Karena itu melakukan zikir di dalam masjid dan tempat-tempat terhormat merupakan hal yang terpuji. Al Imam Jalil ibnu Maisaroh ra. Mengatakan janganlah menyebut asma Allah melainkan di tempat yang baik.
Mulut orang yang berzikir pun hendaknya bersih, apabila bau mulutnya berubah, hendaklah menghilangkanya terlebih dahulu dengan bersiwak. Jika pada mulutnya terdapat najis, hendaklah dihilangkan terlebih dahulu dengan air. Seandainya seseorang melakukan zikir atau membaca Al Quran, sedangkan mulutnya najis maka hukumnya makruh.

Bila ada orang yang mengucapkan salam kepadanya, ia boleh menjawab salam tersebut, kemudian melanjutkan kembali zikirnya.Jika ada orang yang bersin dihadapannya, ia boleh mentasymitnya (Mengucapkan yarhamukallah), kemudian melanjutkan kembali zikirnya. Bila khotib memulai khotbahnya, ia harus menghentikan zikirnya.Bila ia mendengar azan, ia boleh menjawab kalimat-kalimat azan dan iqomah, kemudian melanjutkan kembali zikirnya.Apabila ada perkara munkar terjadi dihadapannya, ia harus melenyapkannya; atau melihat perkara makruh ia harus membimbingnya; atau ada orang meminta petunjuk, maka ia boleh memberinya petunjuk, kemudian kembali lagi pada zikirnya.Zikir-zikir yang disyariatkan di dalam sholat dan lainnya, tiada sesuatupun diantaranya yang dihitung atau dianggap, melainkan orang tersebut mengucapkannya sehingga mendengar apa yang diucapkannya kecuali bila ada halangan (penyakit) baginya.
Orang yang terbiasa berzikir di waktu malam atau siang atau sesudah sholat atau dalam keadan tertentu, bila ia melewatkannya, dianjurkan menggantinya dan mengerjakannya bila ada waktu senggang dan jangan dilalaikan. Di dalam Sahih Muslim disebutkan bahwa Rasulullah SAW, bersabda:"Barang siapa yang tertidur meninggalkan wirid bacaan Al Qur'annya atau sebagian darinya, lalu ia membacanya diantara Subuh dan Dzuhur, maka dicatatkan baginya seakan-akan ia membacanya di malalam hari.”

Bagi orang yang berhadas, jinabah, wanita haid dan nifas boleh berzikir baik dengan hati maupun dengan lisan, yaitu zikir yang berupa tasbih, tahlil, tahmid, takbir, sholawat, do'a dll, tetapi haram membaca Al Qur'an baik sedikit atau banyak, sebagian atau seluruh ayat, kecuali bila dibaca di dalam hati atau ayat- ayat tertentu seperti bila tertimpa musibah, diperbolehkan mengucapkan kalimat "innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji'uun" (QS. Al Baqarah: 156) dan ayat- ayat lain dengan syarat tidak berniat membaca Al-Qur'an, melainkan hanya sekedar berdo'a dan berzikir.
Zikir merupakan hal yang dianjurkan dalam semua keadaan, kecuali dalam keadaan tertentu yaitu makruh melakukan zikir ketika sedang duduk menunaikan hajat (Buang air), ketika sedang jimak, ketika khotib sedang khotbah (Mendengarkannya lebih utama), ketika sedang berdiri dalam sholat ( karena menuntut orang tersebut untuk membaca Al Qur'an), dan ketika mengantuk. Tetapi tidak makruh berzikir di jalan, dan ditempat mandi (tidak terdapat WC di dalamnya).
Demikianlah sebagian adab dan tata cara berzikir yang diambil dari buku Khasiat Zikir dan Doa, yang merupakan terjemahan dari kitab Al Adzkaarun Nawawiyah. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semuanya. Amiin.

Syeikh Abul Qasim al-Qusyairy
Allah swt. berfirman:
"Ingatlah, hanya kepunyaan Allah lah agama yang bersih (dari syirik)." (Q.s. Az Zumar: 3).
Anas bin Malik r.a. menuturkan bahwa Rasulullah saw. bersabda:
"Belenggu tidak akan masuk ke dalam hati seorang Muslim jika ia menetapi tiga perkara: IkhIas beramal hanya bagi Allah swt, memberikan nasihat yang tulus kepada penguasa, dan tetap berkumpul dengan masyarakat Muslim." (H.r. Ahmad, dikategorikan shahih oleh Ibnu Hibban dan Ibnu Hajar).
Ikhlas berarti bermaksud menjadikan Allah swt. sebagai satu-satunya sesembahan. Sikap taat dimaksudkan adalah taqarrub kepada Allah swt, mengesampingkan yang lain dari makhluk, apakah itu sifat memperoleh pujian ataupun penghormatan dari manusia. Ataupun konotasi kehendak selain taqarrub kepada Allah swt. semata. Dapat dikatakan, "Keikhlasan berarti menyucikan amal-amal perbuatan dari campur tangan sesama makhluk" Dikatakan juga, "Keikhlasan berarti melindungi diri sendiri dari urusan individu-individu manusia."
Nabi saw. ditanya, apakah ikhlas itu? Nabi saw. bersabda:
'Aku bertanya kepada Jibril as. tentang ikhlas, apakah ikhlas itu? Lalu Jibril berkata, Aku bertanya kepada Tuhan Yang Maha Suci tentang ikhlas, apakah sebenarnya?'Allah swt. menjawab, 'Suatu rahasia dari rahasia-Ku yang Aku tempatkan di hati hamba-hamba-Ku yang Kucintai." (H.r. Al Qazwini, riwayat dari Hudzaifah).
Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq berkata, "Keikhlasan adalah menjaga diri dari campur tangan makhluk, dan sifat shidq berarti membersihkan diri dari kesadaran akan diri sendiri. Orang yang ikhlas tidaklah bersikap riya' dan orang yang jujur tidaklah takjub pada diri sendiri."
Dzun Nuun al-Mishry berkomentar,
"Keikhlasan hanya tidak dapat dipandang sempurna, kecuali dengan cara menetapi dengan sebenar-benarnya dan bersabar untuknya. Sedangkan jujur hanya dapat dipenuhi dengan cara berikhlas secara terus-menerus.”

Abu Ya'qub as-Susy mengatakan,
"Apabila mereka melihat keikhlasan di dalam keikhlasannya, maka keikhlasan mereka itu memerlukan keikhlasan lagi."
Dzun Nuun al-Mishry menjelaskan, ‘
Ada tiga tanda keikhlasan: Manakala orang yang bersangkutan memandang pujian dan celaan manusia sama saja; melupakan amal ketika beramal; dan jika ia lupa akan haknya untuk memperoleh pahala di akhirat karena amal baiknya."
Abu Utsman al-Maghriby mengatakan, "Keikhlasan adalah keadaan dimana nafsu tidak memperoleh kesenangan. Ini adalah ikhlas orang awam. Mengenai ikhlas manusia pilihan (khawash), keikhlasan datang kepada mereka bukan dengan perbuatan mereka sendiri. Amal kebaikan lahir dari mereka, tetapi mereka menyadari perbuatan baiknya bukan dari diri sendiri, tidak pula, peduli terhadap amalnya. Itulah keikhlasan kaum pillhan.”
Abu Bakr ad-Daqqaq menegaskan,
"Cacat keikhlasan dari masing-masing orang yang ikhlas adalah penglihatannya akan keikhlasannya itu, jika Allah swt. menghendaki untuk memurnikan keikhlasannya, dia akan menggugurkan keikhlasannya dengan cara tidak memandang keikhlasannya sendiri dan jadilah ia sebagai orang yang diikhlaskan Allah swt. (mukhlash), bukannya berikhlas (mukhlish)."
Sahl berkata,
"Hanya orang yang ikhlas (mukhlish) sajalah yang mengetahui riya'."
Abu Sa'id al-Kharraz menegaskan,
"Riya' kaum 'arifin lebih baik daripada ikhlas para murid."
Dzun Nuun berkata,
"Keikhlasan adalah apa yang dilindungi dari kerusakan musuh."
Abu Utsman mengatakan,
"Keikhlasan adalah melupakan pandangan makhluk melalui perhatian yang terus-menerus kepada Khalik."

Hudzaifah al-Mar'asyi berkomentar, "Keikhlasan berarti bahwa perbuatan-perbuatan si hamba adalah sama, baik lahir maupun batinnya.”
Dikatakan, "Keikhlasan adalah sesuati yang dengannya Allah swt. berkehendak dan dimaksudkan tulus dalam ucapan serta tindakan." Dikatakan pula, "Keikhlasan berarti
Abu Ya'qub as-Susy mengatakan, "Apabila mereka melihat keikhlasan di dalam keikhlasannya, maka keikhlasan mereka itu memerlukan keikhlasan lagi."
Dzun Nuun al-Mishry menjelaskan, ‘
Ada tiga tanda keikhlasan: Manakala orang yang bersangkutan memandang pujian dan celaan manusia sama saja; melupakan amal ketika beramal; dan jika ia lupa akan haknya untuk memperoleh pahala di akhirat karena amal baiknya."
Abu Utsman al-Maghriby mengatakan, "Keikhlasan adalah keadaan dimana nafsu tidak memperoleh kesenangan. Ini adalah ikhlas orang awam. Mengenai ikhlas manusia pilihan (khawash), keikhlasan datang kepada mereka bukan dengan perbuatan mereka sendiri. Amal kebaikan lahir dari mereka, tetapi mereka menyadari perbuatan baiknya bukan dari diri sendiri, tidak pula, peduli terhadap amalnya. Itulah keikhlasan kaum pillhan.”
Abu Bakr ad-Daqqaq menegaskan,
"Cacat keikhlasan dari masing-masing orang yang ikhlas adalah penglihatannya akan keikhlasannya itu, jika Allah swt. menghendaki untuk memurnikan keikhlasannya, dia akan menggugurkan keikhlasannya dengan cara tidak memandang keikhlasannya sendiri dan jadilah ia sebagai orang yang diikhlaskan Allah swt. (mukhlash), bukannya berikhlas (mukhlish)."
Sahl berkata,
"Hanya orang yang ikhlas (mukhlish) sajalah yang mengetahui riya'."
Abu Sa'id al-Kharraz menegaskan,
"Riya' kaum 'arifin lebih baik daripada ikhlas para murid."
Dzun Nuun berkata,
"Keikhlasan adalah apa yang dilindungi dari kerusakan musuh."
Abu Utsman mengatakan,
"Keikhlasan adalah melupakan pandangan makhluk melalui perhatian yang terus-menerus kepada Khalik."

Hudzaifah al-Mar'asyi berkomentar, "Keikhlasan berarti bahwa perbuatan-perbuatan si hamba adalah sama, baik lahir maupun batinnya.”
Dikatakan, "Keikhlasan adalah sesuati yang dengannya Allah swt. berkehendak dan dimaksudkan tulus dalam ucapan serta tindakan." Dikatakan pula, "Keikhlasan berarti
Seorang ilmuwan yang penemuannya sehebat Gallileo, Newton dan Einstein yang berhasil membuktikan tentang keterkaitan antara Al Qur'an dan rancang struktur tubuh manusia adalah Dr. Ahmad Khan. Dia adalah lulusan Summa Cumlaude dari Duke University. Walaupun ia ilmuwan muda yang tengah menanjak, terlihat cintanya hanya untuk Allah dan untuk penelitian genetiknya. Ruang kerjanya yang dihiasi kaligrafi, kertas-kertas penghargaan, tumpukan buku-buku kumal dan kitab suci yang sering dibukanya, menunjukkan bahwa ia merupakan kombinasi dari ilmuwan dan pecinta kitab suci.

Salah satu penemuannya yang menggemparkan dunia ilmu pengetahuan adalah ditemukannya informasi lain selain konstruksi Polipeptida yang dibangun dari kodon DNA. Ayat pertama yang mendorong penelitiannya adalah Surat "Fussilat" ayat 53 yang juga dikuatkan dengan hasil-hasil penemuan Profesor Keith Moore ahli embriologi dari Kanada.
Penemuannya tersebut diilhami ketika Khatib pada waktu salat Jumat membacakan salah satu ayat yang ada kaitannya dengan ilmu biologi. Bunyi ayat tersebut adalah sebagai berikut:
"...Sanuriihim ayatinaa filafaaqi wa fi anfusihim hatta yatabayyana lahum annahu ul-haqq..."
Yang artinya; Kemudian akan Kami tunjukkan tanda-tanda kekuasaan kami pada alam dan dalam diri mereka, sampai jelas bagi mereka bahwa ini adalah kebenaran".
Hipotesis awal yang diajukan Dr. Ahmad Khan adalah kata "ayatinaa" yang memiliki makna "Ayat Allah", dijelaskan oleh Allah bahwa tanda- tanda kekuasaanNya ada juga dalam diri manusia. Menurut Ahmad Khan ayat-ayat Allah ada juga dalam DNA (Deoxy Nucleotida Acid) manusia.
Selanjutnya ia beranggapan bahwa ada kemungkinan ayat Alquran merupakan bagian dari gen manusia.

Dalam dunia biologi dan genetika dikenal banyaknya DNA yang hadir tanpa memproduksi protein sama sekali. Area tanpa produksi ini disebut Junk DNA atau DNA sampah. Kenyataannya DNA tersebut menurut Ahmad Khan jauh sekali dari makna sampah. Menurut hasil hasil risetnya, Junk DNA tersebut merupakan untaian firman-firman Allah sebagai pencipta serta sebagai tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir. Sebagaimana disindir oleh Allah: "Afala tafakaruun " (apakah kalian tidak mau bertafakur atau menggunakan akal pikiran?).

Setelah bekerjasama dengan adiknya yang bernama Imran, seorang yang ahli dalam analisis sistem, laboratorium genetiknya mendapatkan proyek dari pemerintah. Proyek tersebut awalnya ditujukan untuk meneliti gen kecerdasan pada manusia. Dengan kerja kerasnya Ahmad
Khan berupaya untuk menemukan huruf Arab yang mungkin dibentuk dari rantai Kodon pada kromosom manusia. Sampai kombinasi tersebut menghasilkan ayat-ayat Al Qur'an. Akhirnya pada tanggal 2 Januari tahun 1999 pukul 2 pagi, ia menemukan ayat yang pertama "Bismillah ir Rahman ir Rahiim. "Iqra bismirrabbika ladzi Khalq", "Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan". Ayat tersebut adalah awal dari surat Al-A'laq yang merupakan surat pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad di Gua Hira. Anehnya setelah penemuan ayat pertama tersebut ayat lain muncul satu persatu secara cepat. Sampai sekarang ia telah berhasil menemukan 1/10 ayat Alquran.
Dalam wawancara yang dikutip "Ummi" edisi 6/X/99, Ahmad Khan menyatakan: "Saya yakin penemuan ini luar biasa, dan saya mempertaruhkan karier saya untuk ini. Saya membicarakan penemuan saya dengan dua rekan saya; Clive dan Martin seorang ahli genetika yang selama ini sinis terhadap Islam. Saya menyurati dua ilmuwan lain yang selama ini selalu alergi terhadap Islam yaitu Dan Larhammar dari Uppsala University Swedia dan Aris Dreisman dari Universitas Berlin.
Ahmad Khan kemudian menghimpun penemuan-penemuannya dalam beberapa lembar kertas yang banyak memuat kode-kode genetika rantai kodon pada cromosome manusia yaitu; T, C, G, dan A masing-masing kode Nucleotida akan menghasilkan huruf Arab yang apabila dirangkai akan menjadi firman Allah yang sangat mengagumkan.

Di akhir wawancaranya Dr. Ahmad Khan berpesan "Semoga penerbitan buku saya "Alquran dan Genetik", semakin menyadarkan umat Islam, bahwa Islam adalah jalan hidup yang lengkap. Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga non muslim menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmu dengan agama.
Demikian juga dengan ilmu-ilmu keperawatan. Penulis berharap akan datang suatu generasi yang mendalami prinsip-prinsip ilmu keperawatan yang digali dari agama Islam. Hal ini dapat dimulai dari niat baik para pemegang kebijakan (decission maker) yang beragama Islam baik di institusi pendidikan atau pada level pemerintah. Mem-fasilitasi serta memberi dukungan secara moral dan finansial.

Terbukanya tabir hati ahli Farmakologi Thailand Profesor Tajaten Tahasen, Dekan Fakultas Farmasi Universitas Chiang Mai Thailand, baru- baru ini menyatakan diri masuk Islam saat membaca makalah Profesor Keith Moore dari Amerika. Keith Moore adalah ahli Embriologi terkemuka dari Kanada yang mengutip surat An-Nisa ayat 56 yang menjelaskan bahwa luka bakar yang cukup dalam tidak menimbulkan sakit karena ujung-ujung syaraf sensorik sudah hilang. Setelah pulang ke Thailand Tajaten menjelaskan penemuannya kepada mahasiswanya, akhirnya mahasiswanya sebanyak 5 orang menyatakan diri masuk Islam.
Bunyi dari surat An-Nisa tersebut antara lain sbb :
"Sesungguhnya orang-orang kafir terhadap ayat-ayat kami, kelak akan kami masukkan mereka ke dalam neraka, setiap kali kulit mereka terbakar hangus, kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain agar mereka merasakan pedihnya azab. "Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

Ditinjau secara anatomi lapisan kulit kita terdiri atas 3 lapisan global yaitu; Epidermis, Dermis, dan Sub Cutis. Pada lapisan Sub Cutis banyak mengandung ujung-ujung pembuluh darah dan syaraf. Pada saat terjadi Combustio grade III (luka bakar yang telah menembus sub cutis) salah satu tandanya yaitu hilangnya rasa nyeri daripasien.
Hal ini disebabkan karena sudah tidak berfungsinya ujung-ujung serabut syaraf afferent dan efferent yang mengatur sensasi persepsi. Itulah sebabnya Allah menumbuhkan kembali kulit yang rusak pada saat ia menyiksa hambaNya yang kafir supaya hambaNya tersebut dapat merasakan pedihnya azab Allah tersebut.

Mahabesar Allah yang telah menyisipkan firman-firmannya dan informasi sebagian kebesaranNya lewat sel tubuh, kromosom, pembuluh darah, pembuluh syaraf dsb. Rabbana makhalqta hada batila, Ya...Allah tidak ada sedikit pun yang engkau ciptakan itu sia-sia.
Dari bahtera menuju Islam Seorang pakar kelautan menyatakan betapa terpesonanya ia kepada Al Qur'an yang telah memberikan jawaban dari pencariannya selama ini.
Prof. Jackues Yves Costeau seorang oceanografer, yang sering muncul di televisi pada acara Discovey, ketika sedang menyelam menemukan beberapa mata air tawar di tengah kedalaman lautan. Mata air tersebut berbeda Kadar kimia, warna dan rasanya serta tidak bercampur dengan air laut yang lainnya. Bertahun-tahun ia berusaha mengadakan penelitian dan mencari jawaban misteri tersebut.
Sampai suatu hari bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian ia menjelaskan tentang ayat Al Qur'an Surat Ar-Rahman ayat 19-20 dan surat Al-Furqon ayat 53. Awalnya ayat itu ditafsirkan muara sungai tetapi pada muara sungai ternyata tidak ditemukan mutiara.
Terpesonalah Mr. Costeau sampai ia masuk Islam. Kutipan ayat tersebut antara lain sbb:
"Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan, yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit, dan Dia jadikan antar-keduanya dinding dan batas yang menghalang" (QS Al-Furqon: 53).
Demikianlah sebagian dari tanda-tanda kebesaran Allah, yang ditunjukkan kepada kita, semoga kita dapat mengambil hikmah darinya.
Maha benar Allah dengan segala firmannya.

KEYAKINAN DAN PRASANGKA BAIK

Seorang murid mendambakan syeikh yang akan menyampaikannya kepada Allah. Meski sudah berusaha keras, ia tak berhasil menemukan syeikh yang diidamkan. Suatu hari ada yang berkata kepadanya bahwa ia tidak akan menemukan seorang syeikh yang dapat menyampaikannya kepada Allah kecuali Fulan bin Fulan yang tinggal disuatu kota. Ia pun segera berangkat ke kota itu. Setelah sampai di sana, ia menanyakan tentang orang yang dimaksud. Penghuni kota menun- jukkan kepadanya seorang lelaki yang berperangai buruk dan suka bermaksiat. Ia mendatangi rumah orang itu dan mengetuk pintunya.
“Siapa?" tanya pemilik rumah.
"Fulan," jawabnya.
Pemilik rumah sedang menunggu orang yang kebetulan namanya sama dengan nama si murid. Ia telah berjanji kepadanya untuk bersenang-senang dengan wanita dan minuman memabukkan. Ia lalu membukakan pintu karena mengira bahwa tamu itu adalah temannya.
Si murid masuk ke dalam rumah. Ketika menatap wajah pemilik rumah, ia lalu duduk bersimpuh dan menangis. Pertemuan dengan sang calon syeikh ini begitu mengharukannya sehingga ia tidak melihat wanita-wanita dan minuman keras yang ada di situ.
"Apa yang terjadi denganmu?" tanya pemilik rumah keheranan.
"Aku ingin agar kamu menyampaikan aku kepada Allah. Aku telah berusaha mencari guru, tetapi tidak menemukan selain kamu," kata si murid dengan suara sendu.
Karena ingin segera terbebas dari orang yang tampak aneh ini, lelaki itu berkata sekenanya, "Pergilah ke tempat A, di bawah gunung B. Di sana akan kamu temukan air. Berwudhulah dengan air itu kemudian beribadahlah di situ sampai Allah memberimu fath."
Si murid segera keluar melaksanakan perintah syeikhnya. Ia beribadah dengan sungguh-sungguh sampai akhirnya Allah memberinya fath. Setelah menerima fath dari Allah, ia akhirnya tahu bahwa orang yang selama ini dianggap sebagai syeikhnya ternyata adalah manusia yang berperangai buruk dan suka bermaksiat kepada Allah.

Si murid kemudian mulai dikenal orang. Kesalehannya menjadi buah bibir masyarakat. Manusia mulai berdatangan, ada yang ingin menuntut ilmu, ada juga yang sekedar ingin memperoleh keberkahan. Bertambah hari muridnya bertambah banyak. Suatu hari ia jatuh sakit. Ketika penyakitnya menjadi semakin parah, para muridnya bertanya, "Guru, siapa yang akan kamu angkat untuk mengantikan kedudukanmu jika kamu wafat."
"Fulan bin Fulan yang suka bermaksiat. Karena itu, bertawajuhlah kalian kepada Allah, berdoalah, agar sebelum aku meninggal dunia, Allah telah merubah keadaannya menjadi yang terbaik, dan memberinya petunjuk, karena sesungguhnya aku tidak akan mencapai kedudukan ini kalau bukan karena dia. Bertawajuhlah kepada Allah!"
Allah mengabulkan doa mereka. Lelaki itu bertobat dan menjadi murid dari mantan muridnya. Ia berusaha sungguh-sungguh untuk mendekatkan diri kepada Allah di bawah bimbingan gurunya. Sepeninggal sang guru, ia dipercaya untuk menggantikan kedudukannya.
Barangsiapa bertobat, Allah akan menerima tobatnya. Karena lelaki tadi mendekatkan diri kepada Allah dengan sidq (kesungguhan), ia mencapai kedudukan yang tinggi. Barang siapa menghadap Allah dengan sidq, ia akan mencapai apa yang telah dicapai oleh orang-orang yang sempurna. (I:136)
Habib Muhammad bin Hadi bin Hasan bin Abdurrahman Asseqaf, Tuhfatul Asyraf, Kisah dan Hikmah

DIALOG IMAM ABU HANIFAH DENGAN ILMUWAN KAFIR

Imam Abu Hanifah pernah bercerita : "Ada seorang ilmuwan besar dari kalangan bangsa Romawi, tapi ia orang kafir. Ulama-ulama Islam membiarkan saja, kecuali seorang, yaitu Hammad guru Abu Hanifah, oleh karena itu dia segan bila bertemu dengannya.
Pada hari kedua, manusia berkumpul di masjid, orang kafir itu naik mimbar dan mau mengadakan tukar pikiran dengan siapa saja, dia hendak menyerang ulama-ulama Islam. Di antara shof-shof masjid bangun seorang laki-laki muda, dialah Abu Hanifah, dan ketika sudah berada dekat depan mimbar, dia berkata :"Inilah saya, hendak tukar pikiran dengan tuan".
Mata Abu Hanifah berusaha untuk menguasai suasana, namun dia tetap merendahkan diri karena mudanya. Namun dia pun angkat bicara :"Katakan pendapat tuan!". Ilmuwan kafir itu heran akan keberanian Abu Hanifah, lalu bertanya :"Masuk akalkah bila dikatakan bahwa ada pertama yang tidak ada apa-apa sebelumnya?". "Benar, tahukah tuan tentang hitungan?", tanya Abu Hanifah. "Ya". "Apa itu sebelum angka satu?". "Ia adalah pertama, dan yang paling pertama. Tak ada angka lain sebelum angka satu", jawab sang kafir itu. "Demikian pula Allah Swt".
"Di mana Dia sekarang? Sesuatu yang ada mesti ada tempatnya", tanya si kafir tersebut. "Tahukah tuan bagaimana bentuk susu?". "Ya". "Adakah di dalam susu itu keju?". "Ya". "Di mana, di sebelah mana tempatnya keju itu sekarang?", tanya Abu Hanifah. "Tak ada tempat yang khusus. Keju itu menyeluruh meliputi dan bercampur dengan susu!", jawab ilmuwan kafir itu. "Begitu pulalah Allah, tidak bertempat dan tidak ditempatkan", jelas Abu Hanifah.
"Ke arah manakah Allah sekarang menghadap? Sebab segala sesuatu pasti punya arah?", tanya orang kafir itu. "Jika tuan menyalakan lampu, ke arah manakah sinar lampu itu menghadap?", tanya Abu Hanifah. "Sinarnya menghadap ke semua arah". "Begitu pulalah Allah Pencipta langit dan bumi".
"Ya! Apa yang sedang Allah kerjakan sekarang?". "Tuan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dari atas mimbar, sedangkan saya menjawabnya dari atas lantai. Maka untuk menjawab pertanyaan tuan, saya mohon tuan turun dari atas mimbar dan saya akan menjawabnya di tempat tuan", pinta Abu Hanifah.

Ilmuwan kafir itu turun dari mimbarnya, dan Abu Hanifah naik di atas. "Baiklah, sekarang saya akan menjawab pertanyaan tuan. Tuan bertanya apa pekerjaan Allah sekarang?". Ilmuwan kafir mengangguk. "Pekerjaan-Nya sekarang, ialah bahwa apabila di atas mimbar sedang berdiri seorang kafir seperti tuan, Dia akan menurunkannya seperti sekarang, sedangkan apabila ada seorang mu`min di lantai, dengan segera itu pula Dia akan mengangkatnya ke atas mimbar, demikian pekerjaan Allah setiap waktu". Para hadirin puas dan begitu pula orang kafir itu.